Menurut keterangan Komisaris ID FOOD, BUMN yang bergerak di bidang pangan, ternyata hanya 3 persen saja anak petani yang mau berprofesi sebagai petani.
Sebagian besar anak petani, lebih memilih jadi Aparat Sipil Negara (ASN) atau pegawai BUMN. Ini menandakan profesi petani bukanlah impian kaum muda sekarang ini.
Baca Juga:
Berdebat Soal Hak Angket Pemilu, Demokrat Siap Pasang Badan
Ketika menjadi Menteri Pendidikan dan Gubernur, Anies Baswedan tahu persis mengapa kaum muda perdesaan memilih untuk ramai-ramai eksodus berurbanisasi ke kota-kota besar meninggalkan kampung kelahirannya untuk mengadu nasib menjadi pegawai.
Gengsi mereka bisa meningkat bila mereka dapat bekerja di perkotaan, walaupun hanya bekerja serabutan dengan penghasilan yang tak menentu. Yang penting "asal bukan petani". Stigma semacam ini, rupanya semakin melekat kuat dalam benak kaum muda perdesaan.
Hal yang tidak jauh berbeda juga dipahami oleh Prabowo Subianto, karena selama 10 tahun dirinya diberi amanah untuk menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Baca Juga:
Buntut Dugaan Penghinaan Capres 02, Benny Rhamdani Dilaporkan ke Polda Sulut
Dengan seringnya Prabowo turun ke daerah dalam upaya mengakarkan program HKTI sampai ke Anak Ranting, tentu saja membuat dirinya semakin memahami apa sebetulnya yang menjadi kata hati kaum muda dalam mengembangkan pertanian di negeri ini. Lewat dialog-dialog yang dilakukan, tentu banyak aspirasi kaum muda tercatat oleh Prabowo.
Ganjar Pranowo pun demikian. Pengalaman menjadi anggota DPR RI selama dua periode dan Gubernur Jawa Tengah selama 10 tahun, semakin memperkaya pemahamannya terhadap seluk belum dunia pertanian dan kehidupan petaninya.
Ganjar pasti paham, apa sesungguhnya yang menjadi keinginan dan kebutuhan kaum muda dalam mengarungi kehidupannya ke depan.