SULTENG.WAHANANEWS.CO, Palu - Wakil Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah, Imelda Liliana Muhidin menegaskan bahwa pencegahan dan penanganan stunting tidak dapat dilakukan secara parsial, tetapi harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.
"Penanggulangan dan menurunkan stunting harus dilakukan secara simultan, maka dibutuhkan kolaborasi para pihak," kata Wakil Wali Kota Palu Imelda Liliana Muhidin pada kegiatan rembuk stunting tingkat Kota Palu, di Palu, Selasa (18/3/2025).
Baca Juga:
Pengelolaan Sampah Tantangan Besar, DLHD Sulteng Soroti Kesadaran dan Infrastruktur Minim
Rembuk stunting atau tengkes merupakan langkah penyusunan strategi penanggulangan yang konkret dan terintegrasi.
Ia menekankan pentingnya sinergitas lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting dari tahun ke tahun.
"Setiap organisasi perangkat daerah (OPD) harus mengambil peran dalam pencegahan dan penanggulangan stunting," ujarnya.
Baca Juga:
Pemkab Sigi Siapkan Lahan untuk Batalyon Armed Roket Astros dan Yonkes TNI
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palu Arfan menyampaikan, bahwa berbagai pemangku kepentingan telah berkontribusi dalam penurunan angka stunting di wilayah itu dari tahun ke tahun.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) oleh Kementerian Kesehatan, tren stunting tiga tahun terakhir sangat positif, dari 23,9 persen tahun 2021 naik menjadi 24,7 persen tahun 2022, kemudian turun menjadi 22,1 persen pada tahun 2023.
Kemudian menurut data elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) 2024, angka stunting di Kota Palu dari tahun ke tahun di angka 7,9 persen tahun 2021, kemudian turun 6,19 persen dan tahun 2022 hingga 2023, dan tahun 2024 turun menjadi 6,16 persen.