Saat itu Sudirman juga disebut-sebut bermain proyek pokir, bahkan pokir Sudirman secara terang terangan dikerjakan oleh adik kandungnya yang menjabat sebagai Kades Tovia Tambu, Kecamatan Balaesang, Donggala.
Artikel berita tersebut telah tayang di SULTEN.WAHANANEWS.CO sulteng.wahananews.co/utama/friksi-ketua-tapd-donggala-rustam-effendi-dengan-kadis-perkintam-ardin-taiyeb-soal-dana-rp600-juta-utak-atik-pokir-ditegur-kpk-t6sim6n3ew/2
Baca Juga:
Atur Harga Angkutan Sampah, Modus Korupsi Jerat Pejabat Dinas LH Tangsel
Sebelumnya, Koordinasi Supervisi (Korsup KPK) Wilayah Sulteng Basuki Haryono, menyebut telah peringatkan kepada para Aleg DPRD Donggala untuk tidak lagi main proyek pokir, Menurutnya, hal itu ia sampaikan saat rapat kerja bersama dengan Sekda, Kepala OPD dan Seluruh Aleg DPRD di Kantor Bupati Donggala pada tahun 2023 lalu.
Namun faktanya, masih ditemukan sejumlah Aleg DPRD yang main proyek dengan modus pokir.
Lebih lanjut Basuki Haryono menyebut, praktik permainan proyek pokir ini dapat menimbulkan spekulasi negatif, lantaran DPRD dan OPD dinilai main mata saat pembahasan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Baca Juga:
Korupsi Pengelolaan Sampah Rp 75,9 Miliar di Tangsel Terbongkar
“Dulu penetapan APBD ada istilah uang Ketok Palu, Pemda menyiapkan sejumlah uang kepada DPRD untuk menetapkan APBD, Namun sekarang modus itu berubah menjadi penjatahan proyek pokir,“ tegas Basuki kepada SULTENG.WAHANEWS.CO, Rabu (15/3/2023)
Sekda Donggala Rustam Effendi yang dikonfirmasi saat itu mengakui pernyataan KPK tersebut, ia menyebut bahwa dirinya yang mengundang KPK menjadi Narasumber guna penertiban pengelolaan APBD
”Saya yang mengundang langsung Pak Basuki itu untuk menjadi narasumber"