SULTENG.WAHANANEWS.CO, Kota Palu – Pegiat Forum Pemuda Kaili Bangkit Sulawesi Tengah (FPKB Sulteng) Moh Raslin, mensinyalir terjadi “main mata” antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja (Satker) Badan Pelaksana Jalan Nasional Sulawesi Tengah (BPJN II Sulteng) dengan PT Duta Bumi Persada yakni kontraktor proyek tanggul tsunami Pantai Talise, Jalan Rajamoili dan Jalan Komodo Kota Palu.
Raslin menyebut, proyek tanggul pantai itu menggunakan material timbunan tidak sesuai standar spesifikasi yang dipersyaratkan. Sumber material diduga bersumber dari lokasi ilegal yang tidak memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Baca Juga:
Bupati Donggala Laruni Banyak ASN ‘Main Proyek’: Sudah Tahu Siapa Saja
Tampak alat berat milik PT BDP di lokasi proyek tanggul eks tsunami Pantai Talise, Jalan Rajamoili, Kelurahan Besusu, Kecamatan Palu Timur, Sulteng, Sabtu (8/3/2025). [SULTENG.WAHANANEWS.CO / Awiludin M Ali]
Selain itu, sebut Raslin pelaksana proyek ini juga memakai material buangan reruntuhan bangunan yang bercampur dengan sampah dan kayu dari lokasi proyek sekitar.
“PPK 2.5 BPJN II Sulteng tutup mata dan ikut kongkalikong dengan kontraktor. Sangat disayangkan megah proyek ratusan miliar ini hanya dikerjakan asal jadi, karena tidak diawasi oleh BPJN dengan benar,” ujar Raslin kepada SULTENG.WAHANANEWS.CO. Sabtu (8/3/2025).
Baca Juga:
Gubernur Diminta Evaluasi Kinerja Kepala UP Terminal dan Jalan DKI Jakarta
Tambah Raslin, proyek pengaman pantai eks-Tsunami Palu 28 Oktober 2018 lalu dibandrol harga Internasional dengan pagu anggaran sebesar Rp278 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2023.
Pegiat FPKB Sulteng, Moh Ruslin mengamati pembangunan tanggul Pantai Talise tsunami yang dikerjakan PT BDP. Proyek ini disinyalir memakai material ilegal, Jalan Rajamoili, Kelurahan Besusu, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulteng, Sabtu (8/3/2025). [SULTENG.WAHANANEWS.CO / Awiludin M Ali]
"Sumber dana pinjaman melalui Japan International Cooperation Agency (JICA). Namun, dalam pelaksanaan diduga terjadi banyak penyimpangan," ungkap Raslin.