Darmawan merinci, PLN membutuhkan biaya investasi Rp 25 - 45 juta per pelanggan. Besaran investasi ini memang tidak feasible secara bisnis komersial, namun dengan dukungan pemerintah, PLN tetap mengupayakan pembangunan listrik desa ini.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan penyertaan modal negara (PMN), penyertaan tersebut digunakan untuk menghadirkan listrik bagi saudara-saudara kita yang berada di daerah 3T," ungkap Darmawan Prasodjo.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Komitmen Pemerintah Dukung Energi Terbarukan dengan Beri Waktu 30 Tahun Perjanjian Jual Beli Listrik EBT ke PLN
Upaya untuk mengejar target ini, PLN melakukan langkah agresif dalam pembangunan infrastruktur.
PLN juga melakukan transformasi dalam menjalankan program listrik desa agar capaiannya semakin terakselerasi.
Melalui transformasi listrik desa, PLN berhasil melakukan pemetaan program yang lebih komprehensif.
Baca Juga:
Tarif Listrik April 2025 Tidak Naik, Ini Alasannya!
Dulu, pemetaan daerah-daerah yang belum terlistriki masih dilakukan unit-unit PLN secara manual dengan menggunakan tools yang beragam.
Monitoringnya pun masih dilakukan melalui pengumpulan data melalui survey lokasi langsung yang menghabiskan waktu dan terfragmentasi.
Kini dengan transformasi digital, sistem perencanaan listrik desa dibangun dengan berbasis digital melalui Geographic Information System (GIS).