Sulteng.WahanaNews.co, Sigi - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), merelokasi 17 kepala keluarga (KK) dari Dusun Alere, Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, setelah bencana banjir disertai longsor di wilayah tersebut.
Pemindahan tempat tinggal itu untuk memudahkan masyarakat di Dusun Alere mendapatkan pelayanan kesehatan dari pemerintah desa setempat.
Baca Juga:
Transformasi Birokrasi Penting: Pesan Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta untuk Sulawesi Tengah
"Masyarakat terdampak secara keseluruhan akan direlokasi ke tempat yang lebih aman dan dekat dengan pelayanan umum dari kantor desa," kata Kepala Desa Tuva Bahtiar, Sabtu.
Ia menuturkan, sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait sudah mendatangi lokasi banjir dan longsor tersebut.
"OPD teknis terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang serta Dinas Perumahan dan Permukiman sudah ke lokasi terdampak, sehingga butuh proses pencarian lokasi baru untuk tempat tinggal bagi warga Dusun Alere, " ucapnya.
Baca Juga:
Pemkab Sigi Terapkan Jam Malam Desa Cegah Politik Uang Pilkada 2024
Untuk sementara pasca bencana banjir dan longsor, masyarakat Dusun Alere Desa Tuva masih tinggal di rumah kerabatnya masing-masing dan ada juga yang numpang di rumah tetangganya.
Terkait relokasi, kata dia, masyarakat Dusun Alere dipindahkan ke tempat lebih aman. "Cuma bergeser sedikit dari lokasi bencana sekitar 30 meter," ujarnya.
Bantuan bahan pangan kebutuhan dapur umum pun sudah didistribusikan dengan menggunakan kendaraan roda dua dan dipikul berjalan kaki.
"Logistik berupa tenda untuk masyarakat Dusun Alere dan bahan pangan lainnya seperti beras, mie instan dan minyak goreng sudah disalurkan pemerintah daerah," kata dia.
Banjir dan longsor menerjang sembilan rumah di Dusun Alere Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa pada 30 Juni 2024.
Sebanyak 17 kepala keluarga (KK) dan 9 unit rumah warga di Dusun Alere itu terdampak longsor.
Akses jalan menuju Dusun Alere Desa Tuva dari jalan poros sepanjang 5 kilometer sempat tertutup material longsor, sehingga penyaluran bantuan menggunakan kendaraan roda dua dan dipikul dengan berjalan kaki.
[Redaktur: Patria Simorangkir]