Hadirnya berbagai industri smelter memang telah dirasakan langsung manfaatnya oleh warga sekitar lingkar industri. Salah seorang warga di Desa Bunta, Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Yusi Simamora mengaku terbantu dengan kehadiran industri nikel di wilayahnya. Pasalnya, kini ia bisa membuka usaha toko bahan-bahan bangunan.
"Puji Tuhan, dampaknya cukup baik, semakin ramai dan semakin banyak orang yang membutuhkan bahan-bahan untuk membangun rumah, banyak pembeli yang kita rasakan. Awalnya kami bingung ingin membuka usaha apa, namun setelah adanya PT GNI, kami melihat peluang dengan adanya pembangunan di sekitar perusahaan, sehingga kami memutuskan untuk membuka toko ini. Awalnya hanya toko kecil, sekarang sudah semakin besar," ungkap Yusi.
Baca Juga:
Tambah Daya Listrik Industri Nikel di Kalimantan Timur, PLN Terus Dukung Hilirisasi
Hal yang sama dirasakan Suwardi, warga Desa Bunta yang berjualan siomay di dekat perusahaan smelter. Dagangannya laris manis diburu para pembeli yang mayoritas karyawan industri dan masyarakat sekitar.
"Setelah saya berjualan ini, pendapatan saya juga meningkat, banyak sekali perubahan termasuk penghasilan. Saat ini saya sudah bisa membuat kos-kosan," ucapnya.
Kontribusi Industri Nikel bagi UMKM
Baca Juga:
Wujudkan Program Elektrifikasi Gaya Hidup di Sektor UMKM, PLN Bantu Pengrajin Ulos Gunakan Mesin Tenun Elektrik
Head of Corporate Communication PT GNI, Mellysa Tanoyo menjelaskan pihaknya terus berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar lingkar industri dengan berbagai inisiasi program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Salah satunya pelatihan kewirausahaan untuk kelompok CSR binaan dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Bunta dan Bungintimbe. Hal ini sejalan dengan tujuan ke-8 dari Sustainable Development Goals/SDGs, yaitu mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh produktif, serta pekerjaan yang layak.
"Kami berharap pelatihan kewirausahaan ini dapat memberikan dampak positif dengan mendorong terciptanya usaha-usaha baru yang dapat memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar serta pengembangan ekonomi lokal yang lebih dinamis dan berkelanjutan untuk kemajuan ekonomi inklusif di Indonesia," kata Mellysa.