Alasan penolakan karena Syamsuddin menggunakan ponsel.
"Saya sudah janji mau wawancara dari kemarin lewat asprinya. Akhirnya tadi pagi Pak Dir bersedia jam 08.30 WITA di Tugu 0. Setelah apel, saya bertemu beliau untuk memulai wawancara. Saya pakai seragam SCTV, rapi. Setelah salam dan kenalan, saya mau mulai merekam. Dia langsung berkata, ‘Kenapa merekam wawancara pakai HP? Saya tidak mau. Masa wawancara pakai HP, HP merek China lagi, suruh direkturmu belikan HP canggih," jelas Syamsuddin dilansir dari TribunPalu.
Baca Juga:
Kanwil Kemenkum Sulteng Gandeng Unismuh Palu untuk Tingkatkan Layanan Kekayaan Intelektual
Syamsuddin mencoba menjelaskan bahwa ponsel saat ini mampu menghasilkan rekaman berkualitas tinggi.
Namun penjelasannya tidak diterima dengan baik oleh Kombes Pol Dodi Darjanto.
"Sampai anak buahnya, anggota lantas Polda, datang dan membisikkan kepada saya, bilang sudah, tidak usah dibantah,” ujar Syamsuddin.
Baca Juga:
KPU Sulteng Tetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Pilkada Serentak 2024
Kejadian itu menimbulkan reaksi dari komunitas jurnalis di Palu.
Sekretaris Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Tengah Abdee Mari menyebut tindakan Dir Lantas Polda Sulteng itu melecehkan profesi jurnalis.
Dia menekankan perlunya klarifikasi dan permintaan maaf dari pihak Dirlantas Polda Sulteng terkait insiden itu