Sulteng.WahanaNews.co, Palu - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Palu meminta kepada pedagang maupun pihak distributor di wilayah ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah untuk tidak menimbun bahan pokok karena dapat memicu terjadinya lonjakan harga di pasaran.
"Pemerintah melalui TPID maupun satuan tugas (satgas) pangan terus berupaya menjaga stabilitas bahan pokok, apalagi di bulan Ramadhan potensi itu sangat mungkin terjadi bila tidak dilakukan langkah-langkah antisipasi," kata Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Palu Rahmad Mustafa di Palu, Sabtu (16/3/2024).
Baca Juga:
Bulog Samarinda Siapkan Gerakan Pangan Murah Atasi Kenaikan Harga Beras Mahulu
Ia menjelaskan langkah strategis dilakukan pemerintah saat ini melakukan intervensi melalui pasar murah, inspeksi terhadap stok dan pasokan bahan pokok di tingkat pedagang dan distributor, termasuk operasi pasar melalui Bulog serta gerakan pangan murah.
"Selain memastikan ketersediaan stok, inspeksi dilakukan pemerintah juga bertujuan untuk mencegah penimbunan bahan pokok terutama komoditas beras," ujarnya.
Ia mengemukakan harga beras premium di pasar tradisional saat ini berada di kisaran harga Rp16 ribu hingga Rp17 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp15 ribu per kilogram.
Baca Juga:
Bulog Bantu Alsintan untuk Tingkatkan Produktivitas Petani Tebu di Blora
Oleh karena itu masyarakat diminta jangan panik atas fenomena fluktuasi harga bahan pangan, karena pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok.
"Tidak perlu panik berlebihan, karena pemerintah selalu hadir untuk mencari solusi pemenuhan kebutuhan masyarakat," ucapnya.
Pemkot Palu juga menyarankan masyarakat menggunakan beras SPHP Bulog sebagai alternatif, karena kualitas produk tersebut tidak kalah dengan beras premium yang beredar di pasaran.
Menurut data Bulog ketersediaan beras SPHP di gudang logistik saat ini sekitar 2 ton untuk Kota Palu, gula pasir 231.822 kilogram, minyak goreng 917.443 liter dan daging kerbau 7 ribu kilogram.
"Lonjakan harga beras saat ini karena petani belum masuk musim panen raya, kami terus berupaya melakukan stabilisasi harga lebaran Idul Fitri nanti," kata Rahmad menuturkan.
[Redaktur: Patria Simorangkir]