Sulteng.WahanaNews.co, Kota Palu - Pejabat Pelaksana Teknis kegiatan (PPTK) Proyek Masjid Raya Sulawesi Tengah (Sulteng), Caco Laratu mengatakan bahwa jadwal pemancangan pondasi pembangunan masjid raya ini sudah meleset dari jadwal awal.
"Sebenarnya, jadwal pemancangan proyek pembangunan mesjid Raya sulteng sudah meleset dari skedul awal, sudah minus, tetapi masih pada batas wajar," kata Caco kepada Sulteng.WahanaNews.co, Senin (29/1/2024).
Baca Juga:
Kementerian PU Raih Penghargaan Program Edukasi Antikorupsi dan Pencegahan Korupsi dari KPK
Lanjut caco mengatakan, lambatnya progres Proyek Masjid Raya ini disebabkan karena kontraktor pelaksana PT Pembangunan Perumahan (PT PP) terkendala mobilisasi peralatan dari luar Kota Palu.
Sebut Caco Laratu, hampir semua peralatan berat ini didatangkan dari luar Kota Palu, diantaranya ada yang dari Kota Makassar, Kota Surabaya, bahkan DKI Jakarta yang harus menggunakan kapal tipe landing craft transport (LCT).
"Memang, mobilisasi peralatan sebesar ini pasti tidak bisa tepat waktu karena banyak sekali peralatan dan pendukungnya harus dipersiapkan, itu pasti memakan waktu lama. Kemudian, belum lagi mobilisasi memakai kapal LCT besar pasti sulit mendapatkan kapal yang kapasitas besar untuk pembuatan alat alat sebesar ini," tutur Caco sambil menunjuk ke arah alat berat di lokasi proyek pembangunan Masjid Raya Sulteng ini.
Baca Juga:
KPK Tak Terima Julukan Disebut Lebih Mirip 'Polsek Kuningan'
PPTK Pembangunan Masjid Raya Sulteng, Cocu Laratu (tengah) dan Deputi Manager PT PP Dolly (kanan) sedang berbincang dengan pegiat sosial M Raslin dari Pemuda Kaili perihal pembangunan fasilitas sosial proyek strategis Provinsi Sulteng ini, Rabu (20/12/2023). [Sulteng.WahanaNews.co/Dodi Awiludin M Ali].
Pantauan Sulteng.WahanaNews.co, tampak beberapa alat berat yang sedang siaga di lokasi, seperti excavator, pancang paku bumi, dan mesin derek, masing-masing satu unit, serta dan dua unit truk tronton.
Pembangunan Masjid Raya Sulteng ini merupakan proyek strategis Provinsi Sulteng yang menyerap anggaran sekira Rp386 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulteng Tahun Anggaran 2023-2024.
Namun, sejak empat bulan penandatanganan kontrak per tanggal 20 Oktober 2023, hingga kini, 29 Januari 2024 PT PP belum melaksanakan kegiatan konstruksi. Padahal, jadwal pemancangan pembangunan Masjid Raya Sulteng, mestinya sudah dimulai pada pekan keempat Januari 2024. Dalam hal ini, PT PP sudah mengambil uang muka sekira 15 persen dari nilai kontrak atau sekira Rp57 miliar.
Sebelumnya,Kepala Bidang Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsup PK) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basuki Haryono pernah mengingatkan Pemprov Sulteng supaya pelaksanaan pembangunan Masjid Raya Sulteng harus sesuai jadwal dan spesifikasi yang telah direncanakan.
“Mengingat Masjid Raya Sulteng merupakan proyek strategis Pemprov Sulteng yang menggunakan APBD Sulteng cukup besar yang harus segerah dinikmati manfaatnya oleh masyarakat Sulteng,” kata Basuki Haryono kepada Sulteng.WahanaNews.co, Sabtu (30/12/2023).
Selanjutnya, Sulteng.WahanaNews.co sempat menghubungi Deputi Manager PT PP, Dolly melalui pesan WhatsApp untuk menanyakan terkait kelancaran pembangunan proyek ini selanjutnya. Akan tetapi, Dolly mempersilahkan berkomunikasi dengan Dinas Cipta Karya dan sumber Daya Air (Cikasda) Provinsi Sulteng
Loaksi proyek Masjid Raya Sulteng di Jalan Jaelangkara, Kota Palu , Sulteng. Sudah empat bulan lalu berlalu belum ada kegiatan yang signifikan yang sesuai dengan kontrak kerja antara Pemprov Sulteng dengan PT PP. Sejumlah dalil disebutkan untuk menjadi dalih keterlambatan pengerjaan proyek strategis provinsi ini, Senin (29/1/2024). [Sulteng.WahanaNews.co / Dodi Awiludin M Ali].
Menanggapi klasifikasi Sulteng.WahanaNews.co, Basuki Haryono menyampaikan konfirmasi terbarunya dari Pengguna Anggaran (PA) Proyek Masjid Raya Sulteng, Kadis Cikasda Sulteng Ruly Djanggola.
Baru saja, Rabu (31/1/2024) kepada Basuki Haryono menyampaikan kepada Sulteng.WahanaNews.co, perihal penjelasan Ruly Djanggola, diantaranya bahwa pekerjaan subkontruksi oleh PT Wika untuk tiang pancang, sudah produksi sejak 15 hingga 25 Januari 2024 dan mulai mobilisasi via darat dengan estimasi tiba di lokasi tanggal 28 Januari 2024.
Berikut, untuk beton ready mix sudah dilakukan uji trial mix oleh PT Bumi Sarana Beton di tanggal 12 dan 18 Januari 2024 sedia order.
Alat hydraulic static pile driver (HSPD) yaitu alat pemancangan pondasi sudah dimobilisasi dengan LCT di 18 Januari 2024, dan 24 Januari 2024 LCT sandar di pelabuhan Pantoloan.
Selanjutnya, material besi beton dan bar bending tanggal 19 Januari 2024 proses mobilisasi dari Kota Surabaya dan tiba di Pelabuhan Pantoloan 22 Januari 2024.
Konfirmasi Ruly Djanggola kepada Basuki bahwa PT PP, sedang mengerjakan pekerjaan yang tidak berhubungan dengan bangunan utama seperti bangunan genset dan lanskap. Berikutnya, secepatnya berkoordinasi dengan subkon lainnya supaya kegiatan selanjutnya sudah dapat diperkirakan waktu pelaksanaannya.
[Redaktur: Hendrik Isnaini Raseukiy]