"Untuk Kabupaten Sigi sebesar 36,8 persen tahun 2022 turun menjadi 26,4 persen pada tahun 2023," ucapnya.
Ia menuturkan alasan menjadikan Kabupaten Sigi menjadi pilot project Program Tangguh Bersinar karena pada tahun 2022 prevalensi stunting di wilayah itu masih tinggi se-Sulteng.
Baca Juga:
Sekda HSS Kalsel Buka Pertemuan Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting
"Saat kami merumuskan inovasi ini, Kabupaten Sigi masih tinggi prevalensi stunting sehingga kami diperintahkan Gubernur Sulteng untuk melakukan pencegahan pernikahan dini dan pemberian tablet tambah darah di Sigi, hasilnya angka stunting di Sigi bisa turun 10,4 persen," ujarnya.
Sandra berharap kegiatan kali ini menggunakan sistem Pentahelix dengan melakukan konvergensi antara pemerintah provinsi, OPD di Sigi, perbankan, perguruan tinggi serta pelaku usaha dalam penanganan stunting dan penanggulangan kemiskinan.
"Mudah-mudahan dengan kegiatan ini dapat menurunkan angka stunting di Sigi menjadi lebih baik lagi daripada sebelumnya," tutur Christina.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Bitung Berupaya Cepat Turunkan Angka Stunting di 2024
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, Kabupaten Sigi masih menjadi wilayah di Sulteng dengan angka stunting masih tinggi yakni 36,8 persen. Sementara prevalensi stunting di Sulteng masih di angka 28,2 persen.
[Redaktur: Patria Simorangkir]