WahanaNews-Sulteng | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah memperkuat sektor pertanian sebagai langkah antisipasi menghadapi ancaman resesi secara global yang melanda dunia.
"Pertanian salah satu sektor yang esensial, sehingga harus dikokohkan supaya ketika sewaktu-waktu terjadi ancaman ini, maka kita sudah siap menghadapinya," kata Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura di Palu, Kamis, menanggapi isu resesi.
Baca Juga:
KPK Peringatkan Pemprov Sulteng Waspada Soal Realisasi Pokir DPRD: Tanggung Jawab Dinas Masing-masing
Ia menjelaskan Sulteng masih memiliki cadangan lahan pertanian 187 ribu hektare untuk ditanami tanaman pangan dan hortikultura. Bahkan, kata dia, bila terjadi kondisi terparah dimana beras mengalami kemerosotan, masyarakat disarankan tanam jagung sebagai pangan alternatif.
"Kita tidak perlu khawatir berlebihan terhadap ancaman ini. Oleh karena itu potensi yang ada di daerah manfaatkan semaksimal mungkin supaya memberikan hasil yang baik ke depan," ujar Rusdy.
Ia memaparkan berbagai prestasi yang dicapai Sulteng pada tahun 2022 diantaranya pertumbuhan ekonomi 11,7 persen dan masuk jajaran daerah terbaik secara nasional, kemudian pertumbuhan investasi dari Rp20 triliun menjadi Rp71 triliun, dan gini rasio tergolong rendah di angka 0,32, termasuk penanggulangan kemiskinan dapat ditekan 1 persen dari 12,8 persen menjadi 11 persen.
Baca Juga:
Pemprov: Produksi Cabai Rawit Sulawesi Tengah Capai 20.450 Ton 2023
"Meskipun tahun ini ancaman perekonomian global bergejolak, kami tetap berupaya mempertahankan prestasi yang sudah diraih. Berbicara soal resesi tentu mempengaruhi semua sektor, maka kami dengan berbagai sumber daya yang ada berupaya menjaga stabilitas pangan daerah," tutur Rusdy.
Lebih lanjut ia menjelaskan sejumlah komoditas pangan Sulteng juga mengalami surplus, diantaranya produksi beras mencapai 450.548 ton dari 771.525 ton Gabah Kering Giling (GKG) yang telah terkonversi dengan tingkat kebutuhan konsumsi beras 363.838 ton.
Dari produksi tersebut, beras mengalami kelebihan 86.710 ton. Selain itu produksi komoditas jagung juga melimpah sebanyak 482.117 ton dengan tingkat konsumsi 7.092 ton, atau surplus 475.025 ton.