Sulteng. WahanaNews.co - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan produksi cabai rawit dihasilkan petani setempat mencapai 20.450 ton pada tahun 2023.
"Pencapaian ini sangat baik bila dibandingkan produksi tahun 2022 sebanyak 19.383 ton. Tentunya ini naik drastis," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun di Palu, Kamis.
Baca Juga:
KPK Peringatkan Pemprov Sulteng Waspada Soal Realisasi Pokir DPRD: Tanggung Jawab Dinas Masing-masing
Ia menjelaskan, peningkatan produksi berkat kerja keras petani dalam membantu pemerintah memperkuat ketahanan pangan daerah.
Untuk itu, langkah-langkah strategis ke depan tidak hanya memanfaatkan lahan pertanian luas, tetapi lahan sempit dan pekarangan rumah juga dimanfaatkan dalam memacu percepatan pengembangan sektor pertanian.
Penggunaan pemanfaatan pekarangan dikemas dalam program gerakan tanam dan panen cepat, sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi daerah.
Baca Juga:
Wapres Resmikan KPN di Desa Talaga Kecamatan Dampekas Donggala
"Masyarakat Sulteng masih bergantung dengan cabai, sehingga komoditas ini masuk dalam kategori bahan pokok penting," ujarnya.
Menurut data Pemprov Sulteng, kebutuhan konsumsi cabai rawit di daerah ini sekitar 6.823 ton, dari jumlah konsumsi tersebut produksi petani mengalami kelebihan atau surplus sekitar 13.627 ton.
Rata-rata konsumsi cabai rawit di Sulteng 2,19 kilogram per kapita dengan jumlah penduduk sekitar 3,1 juta jiwa lebih.
"Meski begitu, Sulteng salah satu daerah dengan harga cabai tertinggi tahun lalu mencapai Rp140 ribu hingga Rp150 ribu per kilogram. Situasi ini terjadi karena daerah lain juga mengalami kekurangan komoditas cabai, sehingga Sulteng banyak memasok komoditas tersebut ke daerah-daerah sekitar, karena cabai salah satu komoditas penyumbang inflasi," tutur Nelson.
Lebih lanjut di jelaskannya, cabai besar juga mengalami surplus 6.500 ton dari jumlah ketersediaan yang ada 8.712 ton dengan jumlah konsumsi dalam daerah sekitar 2.212 ton.
Gerakan tanam dan panen cepat yang diinstruksikan oleh Pemerintah Pusat diharapkan dapat membantu optimalisasi komoditas cabai rawit, dengan menggandeng kelompok wanita tani, Dasawisma maupun Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) di kabupaten/kota.
"Kelompok-kelompok tersebut sebagai ujung tombak untuk menularkan kepada masyarakat gerakan ini, dan kami telah menyiapkan benih cabai yang telah di semai sekitar 10 ribu bibit disalurkan ke Kota Palu, selanjutnya menyusul daerah lain. Pemprov Sulteng menargetkan 13 kabupaten/kota mendapat bantuan benih, baik yang sudah di semai maupun benih dalam kemasan," katanya.[ss]