Sulteng.WahanaNews.co, Palu - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah mencatat penanganan 196 kejadian bencana hidrometeorologi sepanjang tahun 2024, menunjukkan tingginya frekuensi bencana alam terkait cuaca di wilayah tersebut.
"Sepanjang tahun 2024, BPBD Sulawesi Tengah telah menangani 196 kejadian bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah provinsi," ungkap Kepala BPBD Sulawesi Tengah, Bartholomeus Tandigala, di Palu, Rabu (8/1/2025).
Baca Juga:
Banjir Bandang Seret Sepuluh Mahasiswa UNG, Tiga Orang Tewas
Pernyataan tersebut disampaikan saat Bartholomeus memberikan laporan tahunan kinerja BPBD Sulawesi Tengah, didampingi oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Asrul Sani, serta pejabat terkait lainnya.
Bencana hidrometeorologi yang ditangani BPBD Sulawesi Tengah sepanjang tahun 2024 meliputi berbagai jenis kejadian, dengan banjir dan tanah longsor menjadi yang paling dominan.
Kabupaten Banggai tercatat sebagai wilayah dengan frekuensi bencana tertinggi, diikuti oleh Kabupaten Sigi dan Kota Palu.
Baca Juga:
Seorang Warga di Subang Tertimpa Longsor, Tim Sar Gabungan Masih Upaya Pencarian
Bartholomeus menjelaskan bahwa faktor utama penyebab tingginya angka bencana hidrometeorologi adalah perubahan iklim global yang berdampak pada cuaca ekstrem di Sulawesi Tengah.
Selain itu, faktor geografis dan kondisi lingkungan juga berkontribusi terhadap kerentanan wilayah terhadap bencana alam.
"Kami terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas penanganan bencana, termasuk memperkuat koordinasi dengan instansi terkait dan masyarakat," tegasnya.