Sulteng.WahanaNews.co, Palu - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S. Budiman, mengatakan bahwa Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tengah harus mampu menjadi mitra pemerintah daerah dalam memajukan ekonomi daerah.
"Sesuai kebijakan Dewan Gubernur BI, bahwa kepala (KPwBI) dapat menjadi penasehat ekonomi pemda untuk membantu meningkatkan ekonomi daerah," kata Aida S Budiman usia mengukuhkan kepala KPwBI Sulteng di Kota Palu, Rabu (24/7/2024).
Baca Juga:
73 Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo Terima Bantuan Uang Kuliah dari Bank Indonesia
Pengukuhan dilakukan kepada Rony Hartawan, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Perwakilan di Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Jawa Tengah menjadi Kepala KPwBI Sulteng.
Sedangkan Kepala KPwBI Sulteng sebelumnya Dwiyanto Cahyo Sumirat, saat ini ditugaskan menjabat Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo
Di Kesempatan itu Aida memuji potensi yang dimiliki daerah berjulukan 'negeri 1.000 megalit' ini (Sulteng), baik dari sektor pertambangan, perkebunan, pertanian hingga pariwisata yang memiliki nilai plus.
Baca Juga:
Pemerintah Luncurkan Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital Perempuan Untuk Percepat Inklusi Keuangan
“Sulawesi Tengah dikenal sebagai ‘negeri seribu megalit’, namun saya rasa julukan ini juga bisa dilengkapi menjadi ‘negeri seribu potensi’ apabila kita melihat kembali begitu besarnya potensi yang dapat dikembangkan di daerah ini," ujarnya.
Ia mengemukakan, BI selalu siap menjadi mitra pemerintah pusat maupun pemda dalam melakukan kiat-kiat untuk merangsang pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Pada saat ini BI terus melakukan upaya secara sistematis untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, melalui upaya bersama transformasi Indonesia menuju ekonomi yang bersumber pada industri manufaktur yang bernilai tambah dan terintegrasi secara nasional.
Kemudian ekonomi yang terdiversifikasi dengan sumber pertumbuhan dari sektor jasa-jasa (seperti kegiatan pariwisata) dan mendapatkan manfaat dari pengembangan ekonomi maupun keuangan digital (EKD), serta ekonomi hijau.