Nur Enang mengungkapkan, ajang Peparnas Papua akan menjadi titik balik bagi prestasi olahraga disabilitas Sulawesi Tengah, berbenah untuk dapat setara dengan daerah lainnya yang mampu memperoleh banyak medali emas bahkan keluar sebagai juara umum.
Nur Enang menegaskan, saat ini kebutuhan atlet disabilitas Sulawesi Tengah cukup memadai, namun dengan pola pembinaan yang singkat sebagaimana yang dilakukan saat menuju Peparnas Papua, maka belum dapat mengakomodir seluruhnya.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Karena itu, berdasarkan targetnya yang harus menduduki peringkat 10 besar pada Peparnas Sumut-Aceh mendatang, sebagai langkah awal yang akan dilakukan adalah pembinaan yang standar serta ramah bagi kaum disabilitas.
"Akan kita lengkapi atlet kita pada seluruh cabor yang akan dipertandingkan dalam Peparnas mendatang, dan ini sesuai mimpi besar Gubernur kita untuk Sulteng emas, dan kalau seperti transfer atlet itu kita belum sampai di sana," jelasnya.
Sebelumnya, atlet tenis meja dari nomor tunggal putri, berhasil menyabet medali emas pertama bagi Sulawesi Tengah pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Istora Papua Bangkit, distrik Sentani, dua bulan yang lalu.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Medali emas itu berhasil disabet oleh Zuhria dari ketunaan Daksa, setelah menundukan atlet tenis meja tunggal putri asal Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY) dalam lima set dengan skor 3-2.
Saat itu, Komite Paralimpiade Nasional Sulteng hanya mendaftarkan 15 atlet untuk tiga cabang olahraga, yaitu tenis meja, renang dan atletik.
[kaf]