Sulteng. WahanaNews.co - PT PLN (Persero) tak main-main dalam mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Terbukti, PLN telah menyelesaikan 28 pembangkit EBT baru sepanjang 2023, Selain itu, PLN juga telah menjalankan program dedieselisasi dengan pembangunan jaringan transmisi dan jaringan distribusi hingga pengembangan green hydrogen.
direktur utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN berkomitmen penuh mendukung Pemerintah melakukan transisi energi sebagai langkah strategis mengurangi dampak perubahan iklim.
Baca Juga:
Kisah Petugas PLN Siaga Layani Masyarakat di Posko Mudik BUMN
"Kami memangkas ketergantungan kami pada fosil. Tentu saja, kami menghadapi beberapa tantangan dalam melakukan transisi energi. Namun di saat yang sama, kami juga punya banyak peluang melalui kolaborasi," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Jumat (5/1/2024).
Pada 9 November 2023, diresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata dengan kapasitas 192 Megawatt peak (MWp) sebagai salah satu upaya transisi energi.
PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara tersebut merupakan wujud kolaborasi PLN dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.
Baca Juga:
Tanpa Kedip, PLN Berhasil Amankan Kelistrikan Salat Id Se-Indonesia
Tidak sampai di situ, kolaborasi keduanya dilanjutkan dengan studi penambahan kapasitas PLTS Cirata dan mengembangkan proyek serupa di tempat potensial lainnya.
"Ini kolaborasi internasional dalam akselerasi transisi energi. Perubahan iklim ini masalah global, untuk itu dibutuhkan juga solusi secara global dalam bentuk kolaborasi," kata Darmawan.
Selain PLTS terapung Cirata, sepanjang tahun 2023 PLN juga meresmikan 27 pembangkit EBT lainnya dengan total kapasitas sebesar 344 Megawatt (MW) yang akan berkontribusi positif pada upaya transisi energi.