SULTENG.WAHANANEWS.CO, Donggala – Aksi pemuka masyarakat dan kelompok petani protes kepada Pemerintah Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) lantaran lambatnya realisasi proyek talang air jaringan irigasi.
Masyarakat tani khawatir, proyek ini dapat gagal lantaran sempitnya waktu pengerjaaan yaitu dari November hingga Desember 2024 saja. Relatif, hanya tersisa waktu nyaris sebulan saja. Jika gagal selesai, ratusan hektare persawahan terbengkalai. Jika pun terburu-buru dikerjakan maka dikhawatirkan kualitas pekerjaan talang air irigasi asal-asalan dan tidak sesuai spesifikasi perencanaan.
Baca Juga:
Divhumas Polri Beri Penghargaan Amplifikasi Terbaik Zona 3 kepada Kabid Humas Polda Sulteng
Karenanya, masyarakat tani mendatangi Kepala Desa Ogoamas I, Moh Ilham Lamadiyah untuk menyampaikan protes supaya disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Donggala.
Disebutkan Kepala Desa Ogoamas I, Kecamatan Sojol Utara, Donggala, Mohammad Ilham Lamadiyah warga khawatir terancam gagal bertani pada musim tanam persawahan periode Oktober - Maret. Ada sekira 450 hektare lahan persawahan yang terancam gagal tanam jika proyek talang air ini tidak terealisasi tepat waktu.
“Talang air jaringan irigasi tersebut mengairi persawahan sekira 450 hektare di Ogoamas I. Padahal, masyarakat mengharapkan talang air tersebut bisa segera difungsikan,” jelaskan Ilham kepada Sulteng.Wahananens.co, Kamis (14/11/2024).
Baca Juga:
Hadianto Rasyid Segera Jalankan Perda Penertiban Hewan Ternak di Kota Palu
Lanjut Ilham, mempertanyakan proses proyek talang air yang saat ini sedang pelaksanaan yang tidak memasang plang di lokasi pengerjaan, sehingga tidak ada transparansi informasi publik untuk masyarakat mudah memantaunya.
Menurut warga Ogoamas I, talang air irigasi Ogoamas I ini sudah rusak sejak medio 2023 karena diterjang banjir. Sudah 2 kali musim tanam tidak berfungsi.
“Semestinya Pemkab Donggala prioritaskan karena merupakan prasarana pertanian yang sangat dibutuhkan oleh petani, namun Dinas PU, Pengairan Donggala baru kerjakan di akhir tahun 2024 ini. Padahal, anggaran proyek tersebut hanya dibawa Rp200 jutaan saja, kan bukan proyek yang susah. Sedangkan kegunaan untuk kehidupan masyamarakat sangat dibutuhkan,” protes masyarakat petani Ogoamas I