SULTENG.WAHANANEWS.CO, Palu - Pemerintah Kota Palu menyatakan bahwa penerapan strategi ekonomi inklusif di Ibu Kota Sulawesi Tengah memerlukan kolaborasi yang kuat dengan keterlibatan semua pihak guna meningkatkan kesejahteraan serta mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah.
"Kolaborasi sebagai sebuah kekuatan, hal yang kecil dan sederhana bisa menjadi luar biasa jika dilakukan secara berjamaah, maka dibutuhkan keterlibatan semua pihak dalam memajukan perekonomian daerah," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palu Irmayanti Petalolo dalam kegiatan diseminasi riset dan strategi ekonomi inklusif diselenggarakan Sasakawa Peace Foundation di Palu, Kamis (27/2/2025).
Baca Juga:
Bupati Kotawaringin Timur Resmikan Pabrik Pakan Ikan Bantu Pembudidaya Atasi Kendala Harga
Ia menjelaskan ekonomi inklusif menitikberatkan pertumbuhan ekonomi yang memberikan kesempatan yang adil dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Perlu penekanan pada pertumbuhan, penyerapan tenaga kerja, pengurangan kemiskinan dan perlu memperhatikan lingkungan," ujarnya.
Baca Juga:
Penjabat Gubernur Gorontalo Lepas Ekspor Produk Perikanan ke Singapura, Jepang, Thailand
Ia mengemukakan bahwa indeks pembangunan ekonomi inklusif memiliki tiga pilar utama, pertama yakni pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang meliputi pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan infrastruktur ekonomi.
Pilar kedua yakni pemerataan pendapatan dan pengurangan kemiskinan, yang meliputi ketimpangan dan kemiskinan.
Pilar ketiga perluasan akses dan kesempatan yang meliputi kapabilitas manusia, infrastruktur dasar, dan keuangan inklusif.
"Peran dan kolaborasi aktif seluruh pihak perlu dibangun agar konsepsi ekonomi inklusif dapat terimplementasi dengan baik di Kota Palu," ucapnya.
Sekda menyatakan, premis pembangunan ekonomi inklusif harus bersandar pada pembangunan berkelanjutan atau sustainable development.
Kegiatan ekonomi yang fokus pada memenuhi kebutuhan tanpa harus mengorbankan keberlanjutan kehidupan.
"Dalam pengelolaannya tidak bisa terlepas dari konsep green economy dan blue economy," kata Irmayanti.
Lebih lanjut di jelaskannya, ekonomi hijau dan ekonomi biru merupakan dua konsep ekonomi yang saling melengkapi dan saling menguatkan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, langkah itu telah diterapkan pemkot Palu.
Ekonomi fokus pada lingkungan, energi, transportasi, pertanian, dan kehutanan, tujuannya untuk hidup lebih bersih dan hijau, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta berupaya menemukan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan keberlanjutan ekologi.
Selanjutnya ekonomi biru berfokus pada sektor perikanan maupun sumber daya laut dan pesisir dengan tujuan untuk memanfaatkan laut tanpa merusak serta mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan.
"Pengimplementasian strategi ekonomi inklusif berkelanjutan tidak boleh mengabaikan konsep ekonomi hijau dan ekonomi biru," kata dia menuturkan.
[Redaktur: Patria Simorangkir]