"Kalau pejabat negara dijemput seperti itu dimaklumi, tapi ini tidak tahu siapa. Saya pun memastikan mereka bukan pejabat negara," ujarnya.
ART kemudian mendapati perlakuan arogan dari aparat kepolisian ketika dirinya berada di kawasan parkiran bandara.
Baca Juga:
Simpang-siur Soal Tambang PT PBS di Sungai Bou Donggala Sulteng: Polda-Pemprov-Inspektur Tambang Kementerian EDSM Saling Beda Pendapat
Saat ingin memasukkan barang bawaan ke dalam bagasi mobil, polisi justru memintanya untuk menyingkirkan kendaraan karena dianggap menghalangi proses operasional pengawalan Kapolda.
"Ini ada apa dan siapa mereka sebenarnya, kenapa mobil saya tiba-tiba diusir. Saya ingatkan aparat kepolisian jangan mempertontonkan arogansi di tempat umum," ucapnya.
Rachman mengaku, hingga kini masih terus mencari tahu identitas dari para tamu yang mendapat perhatian langsung dari kapolda.
Baca Juga:
Sinyalemen Tambang PT PBS Ilegal di Sungai Bou Donggala: Polda Sulteng Tiada Alat Bukti-Tangkap Basah untuk Diproses Hukum
Terpisah dikonfirmasi Kapolda Sulteng, Jum’at (6/5) Irjen.Pol Rudi Sufahriady melalui pesan WhatsApp menyampaikan, mereka bukan WNA, akan tetapi temannya dari Jakarta pengusaha baut, dan sedang “main” ke Palu.
“Saya mohon untuk dimaafkan, bila anggota berlebihan dan saya akan tindak anggota tsb , sekali lagi saya mohon untuk dimaafkan ,, tabe 🙏🙏🙏
Hanya ingin silaturahmi dalam rangka idul fitri 🙏 ” tulis Kapolda dalam pesan singkatnya, seperti dilansir dari MAL Online, Sabtu (7/5/22).[jef]