WahanaNews - Sulteng | PT PLN (Persero) tengah berupaya mengatasi kelebihan pasokan listrik atau oversupply. Niatnya, program kompor listrik menjadi salah satu cara PLN untuk mengurangi kelebihan pasokan listrik itu, namun program tersebut dibatalkan.
Lalu, apa langkah PLN untuk bisa mengatasi kelebihan listrik tersebut setelah program kompor listrik dibatalkan?
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto mengatakan, kelebihan pasokan listrik yang terjadi saat ini lantaran imbas dari prediksi pertumbuhan ekonomi yang meleset. Sementara, PLN sudah menyiapkan beberapa pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.
"Ini tentunya kami juga berusaha bagaimana demand ini bisa tercapai dengan adanya pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19 jadi lebih bagus. Harapan baru bagi kami bisa matching antara pembangkit listrik tadi dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang ada," ujarnya dalam diskusi bertajuk 'PMN BUMN, Untuk Apa Sih?' di Jakarta belum lama ini.
Ia pun berharap, agar pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin membaik ke depannya. Sehingga hal tersebut dapat menekan oversupply yang terjadi saat ini.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Lebih lanjut, menurut dia dengan dibangunnya industri di Batang dan sebagainya, ia berharap dapat membantu menyerap kelebihan pasokan listrik yang ada. Selain itu, PLN juga tengah berupaya agar dapat menunda pengoperasian atau Commercial Operation Date (COD) pembangkit listrik.
"Harapan kami bisa yang usaha-usaha kemarin bahwa PLN ini menunda COD untuk matching dengan demand dengan menunda COD pembangkit. Ini kerja keras teman-teman PLN untuk menegosiasi," kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa PT PLN (Persero) saat ini tengah mengalami persoalan kelebihan pasokan (over supply) listrik. Bahkan, hingga akhir tahun ini diperkirakan kelebihan pasokan listrik mencapai 6 Giga Watt (GW).