Sulteng.WahanaNews.co, Palu - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah berupaya melestarikan dan menjaga nilai-nilai budaya serta memperkokoh ketahanan budaya di daerah ini melalui Festival Warisan Budaya 2024.
"Provinsi Sulawesi Tengah memandang penting dan menaruh perhatian penuh terhadap kegiatan Festival Warisan Budaya, yang bertujuan agar menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya, memperkokoh ketahanan budaya, dan semangat nasionalisme," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Sulteng Fahrudin Yambas saat membuka Festival Warisan Budaya di Palu, Jumat (11/10/2024).
Baca Juga:
BPS Catat IPM Sulawesi Tengah Meningkat Jadi 72,24 pada 2024
Ia menjelaskan, festival ini juga sangat diperlukan dalam menunjang pengembangan kebudayaan di Sulawesi Tengah, untuk lebih meningkatkan kreatifitas dan inovasi bagi para pelaku seni, sehingga mampu menciptakan standar kualitas karya yang bernilai.
Karena itu, ia menyampaikan penghargaan kepada Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah atas terselenggaranya festival ini.
Ia menerangkan bahwa sampai dengan 2024, Pemprov Sulteng melalui Dinas Kebudayaan telah mengusulkan sebanyak 37 usulan WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
Baca Juga:
"Rutan Kelas IIA Palu Hadirkan Layanan 'Sapa Keluarga' bagi Warga Binaan"
Fahrudin juga mengharapkan festival ini dapat mengedukasi masyarakat untuk lebih mengetahui, dan melestarikan kebudayaan di Provinsi Sulawesi Tengah.
“Momentum festival ini tentu bukan sekedar hiburan dan tontonan, tetapi juga untuk menghidupkan masyarakat agar lebih peduli, bangga dan mencintai kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sulteng Ikhsam Djorimi mengatakan, kegiatan ini diikuti oleh 13 kabupaten/kota se-Sulteng.
Festival Warisan Budaya, katanya, bertujuan meningkatkan apresiasi, kreatifitas dan karya pelaku seni, serta sumber daya manusia dalam hal kapasitas dan profesional di bidangnya.
Pada festival ini, kabupaten/kota di Sulteng juga mengikuti lomba tradisional, salah satunya lomba sumpit atau lomba soro, dengan masing-masing daerah menampilkan ciri khas uniknya, baik dari segi seragam maupun peralatan sumpit yang digunakan.
Penilaian dalam lomba ini didasarkan pada ketepatan anak sumpit yang mengenai dan menancap pada lingkaran sasaran yang telah ditentukan. Setiap lingkaran sasaran memiliki nilai yang berbeda, sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh panitia.
"Festival ini juga sebagai bentuk upaya kami dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya di Sulawesi Tengah yang semakin jarang dikenal masyarakat, khususnya generasi muda," ujar Ikhsan.
[Redaktur: Patria Simorangkir]