Sulteng.WahanaNews.co, Palu - Panitia Khusus (Pansus) Rehabilitasi dan Rekonstruksi DPRD Kota Palu menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur hunian tetap (huntap) bagi korban gempa, tsunami, dan likuefaksi di ibu kota Sulawesi Tengah perlu dipacu agar dapat terselesaikan tepat waktu.
"Pekerjaan konstruksi pembangunan huntap Tondo II di Kelurahan Tondo dan Kelurahan Talise Valanggu, Kecamatan Mantikulore belum optimal atau lambat, setelah kami lakukan peninjauan lapangan," kata Ketua Pansus rehabilitasi dan rekonstruksi DPRD Palu Moh Syarif di Palu, Rabu (12/6/2024).
Baca Juga:
Calon Gubernur Rusdy Mastura Blusukan ke Dua Pasar Tradisional di Palu
Ia menjelaskan pembangunan infrastruktur hunian korban gempa seharusnya selesai pada 17 Juni 2024, sementara hunian yang telah selesai baru sekitar 961 hunian dari target 1.055 unit.
“Kami lihat kondisi di lapangan sepertinya tidak akan selesai sesuai kontrak, sehingga kami akan minta keterangan dari pemerintah kota bagaimana menyelesaikan masalah itu,” ujarnya.
Anggota Pansus lainnya Muslimun menambahkan proses pembangunan di masa rehabilitasi dan rekonstruksi masih jauh dari yang diharapkan, bukan hanya soal pembangunan hunian tetapi juga masalah infrastruktur penunjang lainnya, seperti jalan, drainase, listrik dan air bersih.
Baca Juga:
Produksi Perikanan Tangkap Kota Palu Capai 1.885 Ton per Tahun
Ia berharap pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan evaluasi terhadap progres pembangunan hunian tersebut.
“Jangan sampai penyerahan hanya bagus di tampilan depan, tetapi tampilan belakangnya tidak sesuai harapan,” ucapnya.
Di tempat terpisah Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Bidang Infrastruktur PUPR Ari Sutiadi mengemukakan saat ini progres pembangunan infrastruktur huntap di masa rehabilitasi dan rekonstruksi berjalan dengan baik.
"Kami memperkirakan semua pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi huntap dapat selesai pada Desember 2024," kata dia saat menemui Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura di Palu, Selasa (red).
Ia mengaku hingga saat ini masih ditemukan masalah di lapangan, diantaranya sebagian lahan huntap belum tuntas dibebaskan, sehingga kondisi ini dinilai dapat menghambat pekerjaan.
"Di sisi lain PUPR telah menyediakan air baku di sejumlah titik yang bersumber dari Sungai Saluki, Kabupaten Sigi, Sungai Poboya dan Sungai Lewara, Kota Palu dengan harapan Pemerintah Sulawesi Tengah sebagai regulator dapat mengelola Sumbar air bersih tersebut untuk kepentingan masyarakat," tuturnya.
Dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi PUPR menargetkan 4.092 huntap terbangun pada tahap II, yang mana 712 huni tahap 2A tersebar di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, kemudian tahap 2B sebanyak 1.321 unit yang tersebar di kawasan huntap Tondo 2, Kelurahan Tondo, Kota Palu, Desa Sibalaya Selatan dan Desa Bangga di Kabupaten Sigi.
[Redaktur: Patria Simorangkir]