Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) IPB Profesor Erliza Hambali menjelaskan Indonesia merupakan produsen terbesar minyak sawit di dunia, 70-80 persen biaya di perkebunan adalah pupuk. Terkadang harganya naik, karena adanya kelangkaan pupuk,
"Kelangkaan pupuk disebabkan bahan baku produksi, sebagian besar impor dari luar. Faktor di luar negeri seperti perang Rusia-Ukraina, hingga kenaikan kurs dolar terhadap rupiah," katanya di Palu, Senin.
Baca Juga:
Optimalkan BPDPKS, Petani Kelapa Sawit Raih Keuntungan dari Harga TBS
IPB menggandeng Untad untuk menyosialisasikan program itu, karena Sulteng merupakan 10 daerah penghasil sawit terbesar di Indonesia.
[Redaktur: Patria Simorangkir]