Sulteng.WahanaNews.co, Palu - Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) membentuk tim kajian riset skema kolaborasi pengembangan dan pengelolaan geowisata Kota Taman Bumi “Palu Geopark City” di kluster Palu, Sigi, Donggala (Pasigala).
Kepala Brida Sulawesi Tengah Faridah Lamarauna di Palu, Selasa, mengatakan bahwa skema pengembangan dan pengelolaan Palu Geopark City, membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Baca Juga:
Pemda dan PT ASECH Indonesia Tandatangani MoU Pengembangan Smart City di Jatinangor
"Perlu dilakukan kajian untuk memperoleh sebuah dokumen dalam pengembangannya. Tentunya kami butuh dukungan dari kabupaten/kota penyangga Provinsi Sulteng karena pengembangan masalah ini sudah dibahas lama," katanya.
Kajian ini merupakan sebuah kolaborasi antara Brida Provinsi Sulawesi Tengah bersama Universitas Tadulako (Untad) dalam rangka menindaklanjuti draf Peraturan Presiden (Perpres) tentang percepatan pembangunan ekonomi Pulau Sulawesi dan wilayah sekitarnya sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ia menjelaskan realisasi pengembangan Geopark City juga untuk mewujudkan nilai tambah pariwisata berkelanjutan dengan fungsi utama perdagangan, jasa dan industri, pendidikan dan riset kebencanaan, serta unggulan pariwisata berbasis geowisata.
Baca Juga:
Sumedang Menjadi Anggota ASEAN Smart City Networking
"Dengan pembentukan kajian, keberadaan Brida sebagai badan riset bukan menjadi sebuah permasalahan apabila Brida yang menangani langsung kegiatan tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Peneliti Untad Wildani Pingkan Suripurna Hamzens menyampaikan terdapat lima poin keterlibatan Sulawesi Tengah dalam menyukseskan Indonesia Emas di antaranya sebagai wilayah penyangga IKN, yang mana Palu Geopark City dan Hutan Kota sebagai ikonnya.
"Lima poin yang dimaksud yaitu berupa sejarah dan konsep, penerapan dan kontribusi dalam pembangunan Sulawesi Tengah, kajian skema kolaborasi, akhir dan dampak yang diharapkan," ujarnya.