Sulteng.WahanaNews.co, Palu - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah mengatakan momentum hari air sedunia haruslah dijadikan sebagai penguatan untuk menjaga kelestarian lingkungan dari ancaman perubahan iklim.
"Air merupakan sumber kehidupan, maka untuk menjaga kelangsungannya dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk menjaga ekosistem lingkungan," kata Asisten 2 Sekretariat Daerah Kota Palu Husaena pada kegiatan penghijauan dalam rangkaian hari air dunia ke-32 di Palu, Selasa (5/3/2024).
Baca Juga:
Direktur PDAM Sebut Krisis Air Bersih di Kota Gunungsitoli karena Kemarau Panjang
Ia menjelaskan, keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi tidak terlepas dari asupan air, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga keberlangsungannya melalui aksi lingkungan dan sejenisnya.
Air merupakan sumber kehidupan bila dikelola dengan baik, sebaliknya air juga dapat membawa malapetaka jika ekosistem alam rusak karena dampaknya bisa membawa bencana hidrometeorologi banjir maupun kekeringan.
"Kehidupan ini saling berkaitan antara alam dan manusia, maka mengelola lingkungan harus dilaksanakan secara arif dan bijak," ujarnya.
Baca Juga:
Krisis Air Bersih Hampir Sebulan, Warga Gunungsitoli Pelanggan PDAM Menjerit
Gerakan penghijauan penanaman pohon di daerah aliran sungai Sombe Lewara yang melewati administratif Kabupaten Donggala, Sigi dan Kota Palu ini diinisiasi Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III).
Ia mengemukakan perubahan iklim merupakan isu strategis yang menjadi perhatian dunia internasional, karena ekosistem alam saat ini terus mengalami degradasi sehingga upaya pengendalian dilakukan salah satunya melalui aksi penanaman pohon.
Kemudian mengurangi sampah plastik dengan pembatasan penggunaan kemasan plastik sekali pakai, tidak mencemari lingkungan dengan membuang sampah sembarangan, termasuk memperkaya ruang terbuka hijau (taman) di kawasan perkotaan, sedangkan untuk kawasan hutan memperkuat ketahanan daerah aliran sungai maupun pencegahan pengembangan liar.
"Untuk kawasan perkotaan, Pemkot Palu telah melakukan langkah pelestarian lingkungan melalui gerakan kebersihan kota. Dari tiga tahun program kebersihan yang digenjot, Kota Palu dinobatkan sebagai kota bersih oleh kementerian terkait ditandai dengan pemberian penghargaan piala Adipura," tutur Husaema.
Ia menambahkan fenomena El Nino yang melanda pada 2023 salah satu dampak perubahan iklim, hingga kini sisa-sisa El Nino masih di rasakan di Kota Palu.
"Pohon mampu menyerap karbon dioksida yang cukup efektif sehingga mampu menahan laju dampak perubahan iklim, hal sederhana menjaga kelestarian lingkungan dengan cara menanam pohon-pohon produktif di halaman rumah yang hasilnya dapat dikonsumsi," kata dia.
[Redaktur: Patria Simorangkir]