Sulteng.WahanaNews.co, Sigi - Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), memberikan beasiswa kepada anak-anak di Sigi yang mengalami keterbatasan biaya agar dapat bersekolah di pesantren bagi siswa Muslim dan di Sekolah Bala Keselamatan bagi siswa Nasrani.
Upaya itu dilakukan sebagai bentuk keseriusan Pemkab Sigi dalam modernisasi beragama di kabupaten itu dan mencegah adanya paham radikalisme serta terorisme.
Baca Juga:
PT Perikanan Indonesia, Program dari Beasiswa Anak Nelayan hingga Dukungan Operasional
"Dalam rangka menguatkan lagi kami juga membuat program keseimbangan untuk modernisasi yakni Muslim sebanyak 20 orang masuk ke pesantren tamat SD gratis kategori putra putri masing-masing 10 anak, begitu juga Nasrani kita sekolahkan di Bala Keselamatan," kata Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta di Sigi, Kamis (11/4/2024).
Dia mengemukakan program Sigi Religi dan Masagena dapat menjadi contoh untuk daerah lainnya sebagai bentuk modernisasi beragama.
"Harapannya program ini menjadi ruang modernisasi agar menjadi contoh minimal secara scope daerah," ucapnya.
Baca Juga:
Syamsu Rahman: Beasiswa Pendidikan Disalurkan CSR Yaga Yingde di Kota Depok
Irwan mengatakan, Sigi Religi dan Masagena sebagai salah satu program yang dapat mencegah masuknya radikalisme dan terorisme terhadap anak muda dan masyarakat di kabupaten Sigi khususnya.
"Dalam rangka mencegah paham-paham radikalisme dan terorisme tidak bisa membalikkan telapak tangan tapi program dan konsep pemerintah daerah bersama dengan DPRD membangun ruang religi ini lewat program Sigi Masagena dan Sigi Religi maka bisa menekan masuknya paham radikalisme tersebut, " ujar Bupati Sigi.
Irwan menambahkan, setiap tahunnya pemerintah memberangkatkan putra putri daerah untuk belajar agama di Yaman untuk Muslim dan Sekolah Bala Keselamatan bagi Nasrani sebagai cara mencegah masuknya paham radikalisme.
"Maka anak-anak tidak mampu yang disekolahkan di pesantren akan kami kirim belajar ke Yaman, setiap tahun itu bisa 10 sampai 20 anak, di akhir masa jabatan ini 20 anak lagi kita kirim ke Yaman bersekolah, mungkin sekali lagi tahun depan 2025 bisa ditambah sampai 30 anak," kata Irwan Lapatta.
Dia menuturkan, Anak-anak yang ke Yaman ini tentu mendapatkan ilmu-ilmu pemahaman Islam yang mengacu kepada Ahlussunnah Wa jamaah dan ruang-ruang yang sama dengan ajaran Guru Tua yakni Alkhairaat.
"Mereka inilah nanti yang menjadi cikal bakal menangkal ruang-ruang radikalisme dengan mengajarkan hal yang baik, sehingga tanggung jawab kami setiap yang tamat dari Yaman harus mengajar di pesantren tapi hanya di wilayah Kabupaten Sigi," tutur Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta.
[Redaktur: Patria Simorangkir]