PT PLN Indonesia Power (PLN IP), selaku Subholding PT PLN (Persero), menandatangani kerja sama dengan China Energy Engineering Corporation (CEEC) dan Baoshuo Taman Industry Investment Group (BTIIG) untuk mengembangkan bisnis captive power hingga 5.000 MW di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, yang menyaksikan penandatanganan MoU antara PLN IP dengan CEEC dan BTIIG, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin, menyampaikan PLN Group berkomitmen terus memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air termasuk Kawasan Industri Baoshuo dengan mengembangkan pembangkit ramah lingkungan.
Baca Juga:
Kisah Petugas PLN Siaga Layani Masyarakat di Posko Mudik BUMN
Hal itu juga merupakan upaya yang dilakukan PLN Group bersama calon mitra strategis dalam rangka meningkatkan pembangunan yang berujung pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Pertemuan ini membuka kerja sama yang jelas untuk memenuhi kebutuhan listrik Kawasan Industri Baoshuo. Kami berkomitmen menyediakan pasokan listrik sesuai kebutuhan Baoshuo dengan pengembangan PLTA dan PLTS tahap I dengan estimasi kapasitas 5.000 MW dan tahap pengembangan selanjutnya di Sulawesi," ujar Darmawan.
PLN pun berharap melalui kerja sama tersebut, baik bisnis CEEC maupun PLN di bidang ketenagalistrikan ke depan saling menguatkan.
Baca Juga:
Tanpa Kedip, PLN Berhasil Amankan Kelistrikan Salat Id Se-Indonesia
Penandatanganan MoU dilakukan Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra dengan Vice President Director CEEC Yuan Yingli dan President Director BTIIG Cai Zhengyang, yang disaksikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok Djauhari Oratmangun, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Komisaris Utama PLN Amien Sunaryadi, beserta jajaran direksi PLN, CEEC, dan BTIIG.
Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra mengatakan bersama CEEC, yang merupakan salah satu perusahaan penyedia bisnis solusi energi terbesar di China dan berkompeten dalam pengembangan energi hijau, diharapkan dapat mengakselerasi proyek captive power atau penyediaan listrik sendiri tersebut.
"Kami sebagai generation company terbesar se-Asia Tenggara terus berupaya untuk mengembangkan EBT di Indonesia serta dalam rangka mendukung target pemerintah untuk wujudkan 23 persen EBT di tahun 2025, maka dari itu kami bersama dengan CEEC akan berkolaborasi untuk mewujudkannya," ungkapnya.