WahanaNews-Sulteng | PT PLN (Persero) terus mengoptimalkan sistem kelistrikan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo yang juga akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 pada 9-11 Mei 2023. PLN terus memperkuat jaringan transmisi dan distribusi listrik di Labuan Bajo guna memastikan pasokan listrik tanpa kedip atau zero down time (ZDT) selama pelaksanaan KTT ASEAN.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN telah membangun berbagai utilitas jaringan di DPSP Labuhan Bajo untuk menghadirkan listrik tanpa kedip.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Langkah ini wujud komitmen PLN untuk menunjang Labuan Bajo yang merupakan kawasan destinasi pariwisata super prioritas dan akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN," ujar Darmawan.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (UIW NTT), I Gede Agung Sindu Putra mengatakan, saat ini Labuan Bajo dipasok dari Sistem Flores melalui jaringan transmisi 150 kiloVolt (kV) dan 70 kV dengan daya mampu pasok 99,18 megawatt (MW) dan beban puncak 84,43 MW.
PLN terus berupaya menjaga keandalan kelistrikan di Labuan Bajo dengan melakukan rehabilitasi jaringan distribusi pada sistem kelistrikan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Rehabilitasi jaringan distribusi dibagi menjadi beberapa tahap pekerjaan, seperti pekerjaan bongkar dan geser jaringan, pekerjaan bongkar tiang, dan pekerjaan penarikan jaringan distribusi saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM) 20 kV di kawasan super premium,” tambahnya.
Saat ini, PLN sudah melakukan penataan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) menjadi SKTM, penggantian Gardu Distribusi Tiang menjadi Gardu Portal Ring Main Unit (RMU), dan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) menjadi Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR).
Selain itu, PLN juga akan terus mendukung program pemerintah dengan memenuhi kebutuhan tenaga listrik bagi puskesmas pada kecamatan yang terpencil di beberapa kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur.