WahanaNews-Sulteng | Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Pusat Meterologi Maritim telah merilis fenomena penyebab terjadinya banjir rob di pesisir utara Jawa Tengah.
Berdasarkan analisis Pusat Meterologi Maritim, fenomena pasang ini dipengaruhi oleh adanya fase bulan purnama dan fase Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) hingga berdampak banjir di pesisir.
Baca Juga:
BMKG Aceh Perkirakan Wilayah Aceh Diguyur Hujan Lebat hingga 18 Januari 2025
Tercatat mulai terjadi sejak tanggal 14 Mei 2022 hingga hari ini, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini periode pasang surut air laut sebagai peringatan terhadap potensi genangan (banjir) di wilayah pesisir.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim, Eko Prasetyo MT mengatakan, potensi banjir pesisir, termasuk di pesisir Jawa Tengah, masih akan terjadi hingga Rabu (25/5/2022), besok.
Meliputi wilayah pesisir Pantai Tegal, Wonokerto-Pekalongan, Pantai Sari-Pekalongan, Pantai Batang, Pantai Tawang Kendal, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jalan Raya Genuk (Semarang-Demak), Pantai Karang Tengah Demak dan Pantai Rembang.
Baca Juga:
Bibit Siklon Tropis dan Monsun Asia Menguat, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem
Selain faktor curah hujan di beberapa wilayah, lanjut Eko, terjadinya gelombang tinggi di Laut Jawa yang mencapai 1,25 - 2,5 meter juga memberikan dampak terhadap peningkatan banjir rob di wilayah pesisir Jawa Tengah tersebut.
Ketinggian banjir pesisir berbeda di tiap wilayah. Namun demikian, kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat, di sekitar pelabuhan dan pesisir seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.
Untuk itu, masyarakat dihimbau menyiapkan upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengantisipasi dampak dari banjir pesisir tersebut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG.